Menyambut Hari Kartini Dengan Film Kartini


Selamat Hari Kartini untuk Ibu Kartini yang sudah tenang di sisi-Nya.
Selamat Hari Kartini untuk wanita pejuang emansipasi dimanapun kalian berada.
Selamat Hari Kartini untuk seluruh wanita di Indonesia.

Beberapa hari yang lalu, komunitas yang saya ikuti yaitu Earth Hour Malang diundang oleh Komunitas Penggerak Pecinta Film Indonesia (KPPFI) untuk sama-sama menonton film Kartini yang disutradarai Hanung Bramantyo. Tanpa fikir panjang, karena lagi bosen skripsian dan juga penasaran sama filmnya, akhirnya saya memutuskan untuk menonton.


Yuhuu, nobaaar :)

Film yang dibintangi oleh Dian Sastro dapat dikatakan adalah film biografi karena menceritakan kehidupan RA Kartini dari anak-anak hingga menjadi dewasa dan akhirnya menikah.

Pada film ini, ada beberapa scene yang membuat kita tau sisi lain dari kehidupan Kartini yang berbeda dengan buku sejarah sekolah kita. Akhirnya wawasan saya mengenai seorang Kartini bertambah luas. Saya jadi tau alasan mengapa Kartini memperjuangkan emansipasi wanita dan peran keluarganya dalam mendukung cita-cita Kartini tersebut. Selain itu, saya akhirnya juga tau asal usul dari seorang Kartini selain ia adalah puteri dari Bupati Jepara. Kamu harus fokus di menit terakhir ketika Ibu Kartini cerita pengalaman hidupnya mengenai Bupati Jepara, itu cerita yang paling saya gak tau selama saya belajar sejarah. Ini entah saya yang gak pernah baca buku sejarah, tidur dipelajaran sejarah, atau memang di pelajaran sejarah tidak pernah diceritakan.

Selain itu, wawasan saya mengenai budaya Jawa zaman dahulu juga bertambah. Mengapa seorang gadis harus dipingit, kapan seorang gadis dipingit dan pembebasannya, dan aturan-aturan lain dalam budaya Jawa zaman dahulu.

Alur pada film ini juga ringan sih, jadi enak aja gitu buat ngikutinnya. Gak harus mikir berat-berat, sehingga cocok banget di tonton ketika kita butuh hiburan dan juga cocok ditonton oleh semua umur. Settingnya juga keren, bener-bener memperlihatkan suasana Jepara pada zaman dulu. Gambar untuk film overall juga bagus, tajam gitu jadi warnanya jelas. Tapi ketika scene di Belanda itu kaya keliatan gak nyata gitu sih dan scene di sawahnya juga ada yang kaya editan gitu.

Kardinah, Kartini, Roekmini (Gambar dapat di sini )

Hal yang saya sesalkan dalam film ini adalah beberapa dialog para pemain yang seakan dibuat-buat agar bener-bener “njowoni” jatuhnya jadi jawa campuran Indonesia gitu. Karena saya orang Jawa asli dan kebetulan saya tau bahasa Krama Inggil dan bahasa jawa jogjaan jadi rada geli dan aneh ketika para tokoh ngomong. Ya emang harap dimaklumi sih soalnya ada beberapa tokoh yang memang bukan orang Jawa.

Dan yang paling membuat saya kecewa adalah endingnya. Duh, sumpah kurang gereget. Saya pikir ya kaya di buku sejarah gitu ceritanya sampai Kartini meninggal dan bagaimana bukunya itu “Habis Gelap Terbitlah Terang” bisa ada. Tapi ini cerita selesai sampai Kartini nikah aja. Kaya kurang gitu loh, huuuf

Tapi saya tetep salut oleh film-film seperti ini, selain mengingatkan kita pada sejarah juga membuat kita semakin cinta dengan film Indonesia.

Maaf ya, kalo reviewnya spoiler dan gak pinter review soalnya saya ya kurang begitu paham mengenai cinematrografi. Jadi riviewnya apa yang saya rasakan aja dan saya bandingkan dengan film-film serupa. Review ini juga terlepas dari kasusnya Dian Sastro yang lagi anget-anget itu ya, pure ini berdasarkan apa yang saya rasakan.

Kalo ditanya “jadi kamu rekomenin filmnya gak shya?”
Yah, kalo mau nambah wawasan singkat dan cari sesuatu buat hiburan bolehlah ditonton filmnya.

Sampai Jumpa
Semoga Bahagia

You Might Also Like

1 komentar

  1. PAda dasarnya cerita kartini kali ini kan memang dibuat berbeda dari cerita kartini sebelumnya.
    jadi kesimpulanya ternyata kisah kartini itu ga cuma kayak kisah kartini yang kita kenali dulu.
    dan jangan heran kalo filmnya ga memuaskan karna film indonesia memang rata-rata ga memuaskan hhehe.
    mungkin gara gara bikin film karna ngikutin trend.
    sekarang kartinian makak dibuatlah film kartini.
    jadi hasilnya ya gitu :(

    but so far aku salut sama kru yang udah bikin fim ini.
    terus berjaya film film indonesia.

    BalasHapus

Seperti didengarkan jika kamu memberi komentar :)