Cantik Itu Bukan Putih, Tapi Bangga Dengan Warna Kulitmu


Pernah gak sih kalian insecure sama warna kulit kalian?

Kenapa kalian insecure?

Karena kurang putih? Kalo gak putih gak cantik gitu ya?

 

Kata siapa coba kalo gak putih itu gak cantik?

Kata siapa coba kalo yang warna kulitnya putih yg punya hak atas kecantikan?

Setiap wanita, bahkan semua wanita punya hak atas kecantikan itu.

Mau kulitnya putih, kuning langsat, cokelat, hitam yang namanya wanita itu semuanya cantik. Hanya saja kita terbelenggu oleh standar kecantikan yang dibuat oleh lingkungan kita. Jadi kita sudah punya penilaian bahwa wanita yang cantik itu adalah wanita yang berkulit putih saja.

Adanya standar kecantikan yang dibuat oleh lingkungan membuat kita tidak bersyukur atas karunia Tuhan yang diberikan. Apalagi sebagai masyarakat yang tinggal di daerah tropis kita sudah dibekali Tuhan kulit dengan warna yang lebih gelap yang mampu melindungi kita dari sinar UV. Makanya, jarang terjadi masyarakat daerah tropis yang terkena kanker kulit.

Karena standar dan rasa tidak bersyukur itu membuat sebagian dari kita terobsesi untuk putih. Parahnya lagi, sebagian dari kita terobsesi putih dan menempuh cara-cara instan seperti menggunakan krim pemutih yang dijual dipasaran, akibatnya secara tidak sengaja kita menggunakan krim-krim yang mengandung merkuri. Ngerikan? Kenapa saya bisa bilang ngeri karena merkuri itu berbahaya, mari kita bercerita sedikit tentang merkuri.

Apa itu merkuri?

Merkuri atau air raksa (Hg) adalah salah satu unsur kimia yang dapat dengan mudah kita temukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah, air, dan udara sebagai senyawa organik dan anorganik. Dalam produk kecantikan, merkuri banyak ditemukan dalam produk pemutih karena merkuri mampu menghambat pembentukan melanin, sehingga kulit tampak lebih cerah secara singkat. Padahal merkuri bersifat korosif pada kulit yang artinya ketika merkuri digosokkan kepada kulit, akan membuat lapisan kulit menipis.

Lalu, apa bahaya dari merkuri?

Photo by KlikDokter

Selain bersifat korosif yang membuat lapisan kulit menipis, merkuri juga dapat mengganggu kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan ginjal. Tidak hanya itu saja, merkuri juga dapat mengganggu otak, jantung, ginjal, paru-paru, hingga sistem kekebalan tubuh. Untuk ibu hamil, penggunaan merkuri juga berbahaya bagi bayi yang dikandungnya. Ngeri bangetkan si merkuri ini?

Masih banyaknya perempuan-perempuan yang kurang sadar atas bahaya dari merkuri, akhirnya Badan POM RI membuat sebuah talkshow yang bertujuan untuk mengedukasi tentang bahaya merkuri. Talkshow pertama diselenggarakan pada 16 September 2020 yang berjudul “Stop Kosmetik Bermerkuri : Petaka Dibalik Putih dalam Sekejab”. Nah, kebetulan tgl 23 Oktober 2020 lalu saya diundang menghadiri talkshow CosmeTalk yang kedua berjudul “Stop Kosmetik Bermerkuri : Akhiri Obsesi Putih dalam Sekejab, Bangga dengan Warna Kulitmu!”. Dalam talkshow ini menghadirkan pembicara-pembicara yang keren dan handal dalam bidangnya seperti :

  1. Dr. Penny K Lukito, MCP (Kepala Badan POM RI)
  2. Dra. Reri indriani, Apt., M.Si. (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik)
  3. Dr. Listya Paramita, Sp.KK (Dokter Spesialis Kulit & Kelamin)
  4. Anisa Widyaningrum (Psikolog/influencer)
  5. Asmara Abigail (Public Figure/Actress)
  6. Rayi RAN (Public Figure/Penyanyi)

Acara dibuka oleh host Shafira Umm dengan menampilkan beberapa video testimoni dari Vlogger, MUA, dan Runner Up Puteri Indonesia 2020. Mereka setuju bahwa cantik itu bukan putih. Tapi cantik itu bagaimana kita bisa membawa diri kita secara percaya diri dengan skill atau kemampuan yang kita miliki. Jangan karena kita terobsesi putih, kita menjerumuskan diri kita ke hal-hal yang berbahaya.

Dr. Penny K Lukito, MCP (Kepala Badan POM RI)

Sebelum memulai talkshownya, Dr. Penny K Lukito, MCP (Kepala Badan POM RI) memberikan sambutan. Beliau menjelaskan bahwa adanya supply kosmetik bermerkuri karena adanya demand dari masyarakat yang menginginkan kulit putih. Cara menghentikan supply tersebut adalah mengurangi demand dengan penyadaran kepada masyarakat tentang bahayanya kosmetik bermerkuri dan bersama-sama menghapuskan stigma tentang CANTIK ITU HARUS PUTIH. Beliau juga menjelaskan bahwa untuk mencerahkan wajah (bukan memutihkan ya) terdapat bahan-bahan yang aman seperti Niacinamide. Pemerintah juga mendukung untuk penghentian peredaran kosmetik bermerkuri dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden No 21 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri.

Penjelasan mengenai MITOS dan FAKTA mengenai kulit Putih

Dra. Reri indriani, Apt., M.Si. (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik) juga menjelaskan bahwa CANTIK ITU PUTIH adalah sebuah MITOS. Faktanya berbagai warna kulit diciptakan sesuai dengan fungsinya. Perempuan di daerah tropis berkulit gelap karena perlindungan terhadap radiasi UV dan sinar matahari. Beliau juga menjelaskan banyaknya resiko yang harus dihadapi oleh perempuan-perempuan yang terobsesi putih seperti kerusakan kulit karena produk yang digunakan berbahaya.

Ada 6 warna Kulit

Sesi selanjutnya dari Dr. Listya Paramita, Sp.KK (Dokter Spesialis Kulit & Kelamin), beliau menjelaskan bahwa kulit manusia itu ada 6 warna yaitu :

  1. Caucasian
  2. Caucasian mediteranian
  3. Caucasian & chinese
  4. Malay
  5. Indian
  6. Negroid

Perbedaan warna kulit itu dapat dikaitkan dengan faktor geografis seperti contohnya jika tinggal di daerah tropis maka secara tidak langsung kita akan beradaptasi dengan lingkungan atau bahkan dapat langsung bermutasi genetik. Akibatnya orang-orang yang tinggal di daerah tropis kulitnya lebih gelap karena memiliki sel pelindung terhadap ultraviolet. Meskipun hidup didaerah tropis, jarang sekali terkena kanker kulit. Beda dengan orang-orang yang tinggal di negara 4 musim, kulitnya lebih cerah karena tidak memiliki proteksi dan jika tinggal di negara tropis akan lebih mudah terkena kanker kulit.

Faktor psikologis juga mempengaruhi perilaku

Dari segi psikologis, ternyata juga mempengaruhi perilaku kita terhadap obsesi untuk memiliki kulit putih. Kak Anisa Widyaningrum (Psikolog/influencer) menjelaskan bahwa terdapat 2 stigma yang datang secara internal maupun eksternal yang dijelaskan sebagai berikut :

  • Stigma Eksternal berasal dari ejekan teman, keluarga yang kurang mendukung, media yang selalu menggaung-gaungkan bahwa putih itu cantik, dll
  • Stigma internal berasal dari dalam diri kita seperti pengalaman terhadap adanya bully, kurangnya pengetahuan, kurangnya rasa syukur dan self love.

Stigma tersebut dapat dibentengi dengan Believe System dimana dari lingkungan (keluarga dan teman) sama-sama menyadarkan bahwa apapun warna dan kondisi kulit kita, kita sebagai perempuan itu sudah terlahir cantik. Selain itu juga dari diri kita jangan suka comparing dengan orang lain, bersyukur dan self love.

Asmara dan Rayi juga membagikan pendapatnya

Selain itu, Asmara Abigail juga berbagi pengalamannya tentang warna kulitnya. Dalam keluarganya tidak mementingkan warna kulit, bukan hanya perempuan putih yang cantik namun semua perempuan itu cantik. Meskipun terkadang lingkungan berbicara lain, tetapi Asmara tetap PD dan tidak memusingkan hal tersebut. Rayi juga sependapat, ia setuju bahwa cantik itu ejaannya bukan P-U-T-I-H tetapi ya C-A-N-T-I-K. Daripada pusing memikirkan warna kulit, ia lebih setuju bahwa inner beauty itu juga sebagai penentu cewek itu cantik. Katanya apapun warna kulitmu kamu tidak boleh insecure, apa adanya aja. jangan mikirin warna kulit, tapi mending kamu habiskan waktumu untuk mengasah kemampuan dan hobi.

Para pembicara juga menjelaskan tips-tips merawat kulit agar tetap bersih seperti tidur teratur, makan makanan bergizi, olahraga, banyak minum air putih, dan tentunya jangan stress. Skincare boleh dipakai selama itu kandungannya aman. Nah, tips untuk sebelum membeli produk kecantikan kita sebagai konsumen cerdas harus melakukan CEK KLIK. Apa itu CEK KLIK?

Photo by BPOM RI

  • CEK KEMASAN
  • CEK LABEL
  • CEK IZIN EDAR
  • CEK KADALUARSA

Jadi gimana nih? Masih insecure sama warna kulit kita yang kurang putih? Tentunya udah enggak lagi dong ya. Sudah mulai bangga dong sama apapun warna kulit kita. Karena apapun warna kulit kita, kita sebagai perempuan sudah ditakdirkan menjadi CANTIK. Yuk mulai bersyukur dan tingkatkan self love pada diri kita. Pastinya jangan pake kosmetik yang bermerkuri ya.

Sampai jumpa

Semoga bahagia 

You Might Also Like

7 komentar

  1. Lingkungan memang hampir selalu bicara lain kalau soal kulit putih Mbak, *uhuk*. Perlu benteng yang kuat memang agar yang kulitnya gelap tidak melakukan hal-hal aneh demi mendapatkan kulit yang putih ^^

    BalasHapus
  2. Sya ini tulisan lumayan panjang, wkwkwk tapi lengkap ya, mudah2an bisa menggugah siapa saja agar hati2 beli kosmetik

    BalasHapus
  3. Benar sekali ini. Cantik itu bukan hanya putih saja. Perlu diwaspadai jika putih terlalu cepat ada kandungan merkurinya. Harus waspada dg kandungan yg ada di skincare yg kita pakai.

    BalasHapus
  4. Benar sekali ini, cantik bukan hanya kulit yang putih saja. Malah harus waspada kalau skincare bisa membuat putih dalam sekejap, jangan2 ada merkurinya.

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah sih aku nggak inswcure sama warna kulitku cuma kadang nggak pede juga sama warna wajah yang belang karena ketutup jilbab. Untugnya sekarang sudah nggak terlalu belang lagi

    BalasHapus
  6. Eny setuju bgt ka asya... Cantik itu alami warna kulit kita cukup dirawat g usah dirubah hhi

    BalasHapus
  7. paling kesel kalo pas nyari-nyari keterangan di kemasan kosmetik tu kudu pake bantuan kamera hp. Kufoto dulu baru di zoom haha, dasar faktor U ya. Jadi kadang dengan bantuan kacamata pun sulit baca expired date & komposisi bahan kosmetik. Kalo logo halal sih lumayan enak mengenalinya. Oya, ttg merkuri memang kudu waspada. Jangan tergiur juga dengan iklan kosmetik yang ternyata mengandung merkuri. Sayangi kesehatan kita itu kuncinya. Skin care & kosmetik tanpa merkuri insya Allah banyak kok. Keep healthy, keep beauty cieee.

    BalasHapus

Seperti didengarkan jika kamu memberi komentar :)